Minggu, 14 Februari 2010

Kota kecil Jombang


Jombang ....

Kota kecil di wilayah jawa timur ini adalah tempat aku bekerja . Posisis jombang adalah jalur tengah menuju kota Surabaya. Yang dpat digamabarkan secara geografis Jomban adalah sebagai berikut Luas wilayahnya 1.159,50 km², dan jumlah penduduknya 1.165.720 jiwa (2005). Pusat kota Jombang terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten, memiliki ketinggian 44 meter di atas permukaan laut, dan berjarak 79 km (1,5 jam perjalanan) dari barat daya Kota Surabaya , ibu kota Provinsi Jawa Timur. Jombang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berada di persimpangan jalur lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya-Madiun-Jogjakarta), jalur Surabaya-Tulungagung, serta jalur Malang-Tuban.

Aku telah hidup di kota jombang selama 4 bulan hal menarik yang dapat dijelaskan adalah kota ini bisa hidup tanpa hasil panen .. karena posisisnya yang sentris melewati kota-kota yang menuju ke surabaya. Apalagi yang aku pelajari yaitu mayoritas penduduknya sudah camapur mulai dari suku china samapai jawa sendiri. Namun dapat dilihat kerukunan antara pemeluk agamanya. Misla dlama satu wilayah dapat ditemui mesjid dan gereja berdampingan satu hal yang kurang lazim di kota-kota lainnya.

Hal menarik yang aku suka dari kota jombang iyalah PECEL. Ya makanan khas tradisional yang dijajakan tiap pagi yang dpata dibeli dengan harga 2000-5000. Sangat khas sendiri dan kontras.

Yang kudapat lain dari wikipedia adalah Banyak tokoh terkenal Indonesia yang dilahirkan di Jombang, di antaranya adalah mantan Presiden Indonesia KH Abdurrahman Wahid, pahlawan nasional KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahid HasyimNurcholis Madjid (Cak Nur), serta budayawan Emha Ainun Najib (Cak Nun).

Pengertian kata Jombang

Ini yang kudapat dari wikipedia

Konon, kata "Jombang" merupakan akronim dari kata berbahasa Jawa "ijo" dan "abang". Ijo mewakili kaum santri (agamis), dan abang mewakili kaum abangan (nasionalis/kejawen). Kedua kelompok tersebut hidup berdampingan dan harmonis di Jombang. Bahkan kedua elemen ini digambarkan dalam warna dasar lambang daerah Kabupaten Jombang.

Keadaaan geografi

Relief

Sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang merupakan dataran rendah, yakni 90% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 500 meter dpl. Secara umum Kabupaten Jombang dapat dibagi menjadi 3 bagian:

  • Bagian utara, terletak di sebelah utara Sungai Brantas, meliputi sebagian besar Kecamatan Plandaan, Kecamatan Kabuh, dan sebagian Kecamatan Ngusikan dan Kecamatan Kudu. Merupakan daerah perbukitan kapur yang landai dengan ketinggian maksimum 500 m di atas permukaan laut. Perbukitan ini merupakan ujung timur Pegunungan Kendeng.
  • Bagian tengah, yakni di sebelah selatan Sungai Brantas, merupakan dataran rendah dengan tingkat kemiringan hingga 15%. Daerah ini merupakan kawasan pertanian dengan jaringan irigasi yang ekstensif serta kawasan permukiman penduduk yang padat.
  • Bagian selatan, meliputi Kecamatan Wonosalam dan sebagian Kecamatan Bareng dan Mojowarno. Merupakan daerah pegunungan dengan kondisi wilayah yang bergelombang. Semakin ke tenggara, semakin tinggi. Hanya sebagian Kecamatan Wonosalam yang memiliki ketinggian di atas 500 m.

Sungai

Sungai Brantas, yang merupakan sungai terbesar di Jawa Timur, "membelah" Kabupaten Jombang menjadi dua bagian: bagian utara (24%) dan bagian selatan (76%), sepanjang ±44 km. Sungai-sungai lain yang signifikan adalah Sungai Marmoyo (23 km), Sungai Ngotok Ring Kanal (27 km), Sungai Konto (14 km), Sungai Gunting (12 km), dan Sungai Jurangjero (12 km).

Iklim

Kabupaten Jombang memiliki iklim tropis, dengan suhu rata-rata 27º-34º C. Di kawasan pegunungan, suhu cukup sejuk (22º C). Menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson, Kabupaten Jombang termasuk tipe iklim B (basah). Curah hujan rata-rata per tahun adalah 1.625 mm. Berdasarkan peluang curah hujan tahunan, wilayah Kabupaten Jombang tergololong beriklim sedang sampai basah. Di bagian tenggara dan timur, curah hujan sedikit lebih besar.

Tata guna lahan

Pola penggunaan tanah di Kabupaten Jombang (2003) terbanyak digunakan untuk area persawahan (42%), diikuti dengan permukiman (19%), hutan (18%), tegal (12%), dan lainnya. Sebagian besar sawah (82%) merupakan irigasi teknis, dan sebagian (10%) merupakan sawah tadah hujan.



Sumber Wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar