Senin, 01 Maret 2010

Candi Mataram Kuno di Kompleks UII

Sebuah struktur yang diduga kuat sebagai bagian dari candi zaman Mataram Kuno ditemukan dalam suatu penggalian proyek pembangunan perpustakaan di kampus Universitas Islam Indonesia, Jalan Kaliurang, Yogyakarta, Sabtu . Bangunan yang diyakini merupakan struktur candi peninggalan abad IX-X Masehi. Candi diyakini peninggalan kerajaan hindu.Hal itu didukung oleh batuan yang ditemukan memanjang berukuran 270 x 50 centimeter yang ditengarai merupakan antevix atau pembatas. Dari posisi kemiringannya menghadap ke timur. Sehingga sesuai dengan salah satu ciri khas candi Hindu Budha yang menghadap ke timur atau barat. Selain itu, di dekat kampus juga ada dusun yang disebut Dusun Candi yang berdasarkan namanya merupakan toponem pernah ditemukannya batu-batu candi di dusun tersebut.Dari 24 kolom berukuran 3 x 3 meter dengan kedalaman 3,5 meter yang dibuat itu, pada tiga kolom di antaranya ditemukan batu-batu candi. Satu bagian yang diduga sebagai sisi luar candi masih tersusun rapi dengan panjang 2,7 meter dan lebar 0,5 meter. Menyangkut raja yang memerintahkan pembangunan serta fungsi candi tersebut masih harus diteliti lebih jauh.









Diatas candi hindu tersebut ditemukan simbol simbol hindu yaitu Yoni, Lingga dan ganesha
Pengertian yoni dan lingga adalah sebagai berikut
Yoni (dari bahasa Sansekerta योिन, yoni) adalah kata yang mempunyai arti bagian/tempat (kandungan) untuk melahirkan. Kata ini mempunyai banyak arti, di antaranya adalah sumber, asal, sarang, rumah, tempat duduk, kandang, tempat istirahat, tempat penampungan air, dan lain-lain. Dalam buku Kama Sutra dan dalam kaitannya dengan batu candi, yoni berarti pasangan lingga yang merupakan simbol dari alat kelamin wanita.
Sedangkan Pengertian Ganesha adalah sebagai berikut
Ganesa (Sanskerta गणेश ; ganeṣa) adalah salah satu dewa terkenal dalam agama Hindu dan banyak dipuja oleh umat Hindu, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. Lukisan dan patungnya banyak ditemukan di berbagai penjuru India; termasuk Nepal, Tibet dan Asia Tenggara. Dalam relief, patung dan lukisan, ia sering digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk. Ia dikenal pula dengan nama Ganapati, Winayaka dan Pilleyar. Dalam tradisi pewayangan, ia disebut Bhatara Gana, dan dianggap merupakan salah satu putera Bhatara Guru (Siwa). Berbagai sekte dalam agama Hindu memujanya tanpa mempedulikan golongan. Pemujaan terhadap Ganesa amat luas hingga menjalar ke umat Jaina, Buddha, dan di luar India
Meskipun ia dikenal memiliki banyak atribut, kepalanya yang berbentuk gajah membuatnya mudah untuk dikenali. Ganesa mahsyur sebagai "Pengusir segala rintangan" dan lebih umum dikenal sebagai "Dewa saat memulai pekerjaan" dan "Dewa segala rintangan" (Wignesa, Wigneswara), "Pelindung seni dan ilmu pengetahuan", dan "Dewa kecerdasan dan kebijaksanaan". Ia dihormati saat memulai suatu upacara dan dipanggil sebagai pelindung/pemantau tulisan saat keperluan menulis dalam upacara.[2] Beberapa kitab mengandung anekdot mistis yang dihubungkan dengan kelahirannya dan menjelaskan ciri-cirinya yang tertentu.
Ganesa muncul sebagai dewa tertentu dengan wujud yang khas pada abad ke-4 sampai abad ke-5 Masehi, selama periode Gupta, meskipun ia mewarisi sifat-sifat pelopornya pada zaman Weda dan pra-Weda.[3] Ketenarannya naik dengan cepat, dan ia dimasukkan di antara lima dewa utama dalam ajaran Smarta (sebuah denominasi Hindu) pada abad ke-9. Sekte para pemujanya yang disebut Ganapatya, (Sanskerta: गाणपत्य; gāṇapatya), yang menganggap Ganesa sebagai dewa yang utama, muncul selama periode itu.[4] Kitab utama yang didedikasikan untuk Ganesa adalah Ganesapurana, Mudgalapurana, dan Ganapati Atharwashirsa.

Sumber Tempo, Kompas, dan Wikipedia

3 komentar:

  1. wah belom pernh ke sono nih.., pgnnn.., thanks artikelnya jd bs tau neh hehe

    BalasHapus
  2. Wah gue baru tau nih, ternyata di sana ada candi juga... KATALOG BUKU AGUS MUSTOFA

    BalasHapus
  3. makanya kalo ke jogja mampir

    BalasHapus